Sabtu, 23 Februari 2008

Percobaan Posting-ku yang pertama

WASHINGTON - Angkatan Udara (AU) Amerika Serikat (AS) malu besar. Pesawat andalannya, pengebom supercanggih B-2, jatuh setelah gagal take off dari Pangkalan Udara Andersen di Guam, Kepulauan Pasifik, pada Sabtu (23/2) sekitar pukul 10.45 waktu setempat. Ini insiden pertama pesawat antiradar berjuluk "Siluman" itu jatuh sejak diperkenalkan ke publik pada 1988. Kapten Sheila Johnston, juru bicara Komando Tempur Udara Pusat Pangkalan Udara Langley di Virginia, AS, mengatakan, dalam insiden itu dua pilot dilaporkan selamat. Kedua awak yang dirahasiakan namanya itu dari satuan tempur 509. "Kami segera menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan," tegas Johnston. US Air Force memang pantas malu. Insiden pesawat jatuh kemarin adalah kali kedua dalam pekan ini. Sebelumnya, pada Rabu (20/2), dua jet F-15C milik US Air Force bertabrakan dalam sebuah sesi latihan bersama di Teluk Meksiko. Pesawat itu dari satuan tempur 33 dari Pangkalan Udara Eglin dekat Pensacola, Florida. Tabrakan itu merenggut nyawa seorang pilotnya.Menurut Mayor Eric Hilliard dari pangkalan udara Hickham, Hawaii, pesawat B-2 berbobot 152,6 ton itu jatuh sesaat setelah lepas landas bersama tiga pesawat sejenis. Kecelakaan terjadi saat satu dari tiga pesawat yang mampu melaju 716 km per jam itu tiba-tiba meluncur ke bawah. Ini jadwal terbang mereka yang terakhir setelah beroperasi empat bulan. Akibat kecelakaan ini, tiga pesawat tempur lain langsung diamankan di Guam. "Sebelum pesawat siluman B-2 jatuh, sebetulnya ada satu pesawat siluman lain yang berhasil lepas landas. Namun, pesawat itu kita panggil ke pangkalan beberapa saat setelah insiden," jelasnya.Juru bicara Pentagon Geoff Morrell segera mengonfirmasi kejadian itu ke Menteri Pertahanan Robert Gates. Tapi, Gates yang sedang melawat ke beberapa negara pasifik, termasuk Indonesia, menolak memberikan penjelasan lebih lanjut. Sementara itu, Mike Cruz, pejabat Gubernur Guam bersyukur tak ada korban jiwa dalam jatuhnya pesawat yang dibuat dari bahan thermoplastic itu. "Kami berterima kasih atas keselamatan para pilot," katanya. Dia menambahkan, pihak AU dan Guam memiliki riwayat hubungan yang cukup panjang. Jadi, mereka bisa bahu-membahu dalam keadaan seperti ini. Seorang saksi mata, Jeane Ward, warga Desa Yigo yang sedang mengunjungi suaminya di pangkalan Andersen mengaku melihat asap tebal membubung dari reruntuhan pesawat di belakang menara kontrol pangkalan. Orang-orang pun langsung mendatangi reruntuhan bersama regu penolong. "Semua orang langsung menelepon menggunakan ponsel, dan yang kali pertama ingin mereka ketahui adalah nasib kedua pilot," imbuhnya.Semua pesawat siluman sebenarnya bermarkas di Pangkalan Udara Whiteman di Missouri, AS. Namun, beberapa pesawat, sejak 2004, dialihkan pangkalannya ke Guam bersama pesawat tempur B-1 and B-52. Pengalihan itu terkait rencana AS memperkuat pertahanan di Asia Pasifik. Sebagian lain difokuskan untuk berperang di Timur Tengah. B-2 diperkenalkan ke publik pada 1988 dan baru diterbangkan setahun kemudian. Pesawat siluman bisa terbang setinggi 9,656 kilometer dari ketinggian laut tanpa mengisi bahan bakar. Siluman-siluman itu kerap terlihat di area Kosovo, Iraq, dan Afghanistan. Pembuatan pesawat futuristik berbentuk segitiga itu menghabiskan USD 1,2 miliar (sekitar Rp 11,160 triliun) per unit. Biaya tersebut menjadikan pesawat bomber siluman menjadi pesawat militer termahal di dunia. (sumber : Jawapos 24022008)

Tidak ada komentar: